Selasa, 08 Februari 2011

Budidaya Di Lahan Sempit


Pemanfaatan Lahan Sempit untuk Budidaya Perikanan

Lahan merupakan modal utama dalam pengembangan budidaya perikanan.Lahan di desa maupun perkotaan pada saat ini memang mengalami kemajuan laju kepadatan.Sebisa mungkin kita dalam mengembangkan budidaya perikanan tanpa harus mengorbankan lahan hijau.Hal ini lahan hijau tetap akan menjadi paru-parunya dunia.Apalagi saat ini banyak sekali lahan-lahan hijau atau lahan produktif dijadikan lahan perumahan.Dengan pemanfaatan pekarangan rumah kita pun bisa membudidayakan ikan.

Sebagai contohnya saat ini banyak masyarakat yang membudidayakan di pekarangan-pekarangan rumah dengan kolam-kolam yang sesuai dengan tempatnya.Saya, adalah salah satunya.Pada saat ini saya merintis usaha budidaya ikan dengan memanfaatkan pekarangan yang sempit di sekitar rumah.Tidak hanya ikan tetapi saya juga memelihara ayam kampong dengan memanfaatkan lahan yang sempit juga.Pekerjaan yang sangat susah dicari seperti saat ini mendorong saya untuk melakukan budidaya ikan dilahan yang seadanya.Bukti pemerintah yang akan mengurangi pengangguran sendiri ternyata gagal.Terbukti dengan adanya lapangan pekerjaan yang kurang.

Saya baru mencoba budidaya ikan lele, ikan sepat dan belut.Modal dalam budidaya ini pun modal sendiri tanpa adanya campur tangan bantuan dari pemerintah.Disamping itu beberapa ikan hanya saya tangkap dari sawah dan sungai dekat rumah.Seperti indukan ikan sepat, anakan ikan gabus ‘kuthuk’ dan juga belut.Di tempat saya tinggal, ikan sepat maupun ikan kuthuk dan belut sudah sangat susah dijumpai di alam liar.Belut umpamanya, belut di daerah saya (di alam liar) sudah hampir punah karena penangkapan dengan cara ‘menyetrum’.Belum lagi ikan-ikan yang lainnya hampir punah karena setrum.Dengan program budidaya ini semoga bisa melestarikan ikan-ikan yang hampir punah tersebut.

Rabu, 02 Februari 2011

Pembibitan Lele

Cara Pembibitan Lele
Proses pemijahan dengan system induced breeding merupakan pemijahan dengan bantuan perangsang, antara lain dengan kelenjar hipofisa maupun dengan ovaprim.Perangsang tersebut disuntikkan pada lele jantan maupun betina.
****Seleksi Induk
- Pilih induk lele yang sudah matang kelaminnya
- Perbandingan bobot antara jantan dan betina 1 : 4, sedangkan kalau alami 1 : 1
- Bobot minimal indukan 700 gr per ekor
- Ciri induk jantan adalah mempunyai kelamin yang berwarna kemerahan yang memanjang melewati pangkal sirip dubur
- Ciri betina kalau diraba perut terasa lembek dan akan mengeluarkan cairan yang berwarna kekuning-kuningan 


****Pengambilan Hipofisa
- Timbang ikan donor seberat induk yang akan disuntik.Ikan donor dapat berupa ikan mas atau ikan lele
- Potong kepala ikan tepat pada batas bagian kepala dengan badan
- Belah kepala ikan dan bersihkan bagian atas kepala dari darah dan lender
- Ambil kelenjar hopofisa dengan pinset, lalu digerus dan larutkan dengan aquabidest sebanyak 1 – 2 cc 

****Penyuntikan Lele
- Suntik lele dengan hipofisa yang telah dilarutkan
- Penggunaan hipofisa bila donornya ikan mas sebanyak 1 dosis, tetapi apabila ikan lele sebanyak 2 dosis (I dosis = 1 kg ikan lele)
- Bila menggunakan ovaprim sebanyak 0,15 ml/kg induk lele
- Penyuntikan dilakukan 1 kali dengan arah suntikan kurang lebih 45° di punggung lele
- Waktu ovulasi telur sekitar antara 10 – 14 jam setelah penyuntikan, tergantung suhu inkubasi induk 

****Pemijahan Buatan
- Bila lele betina sudah siap memijah, keluarkan sperma jantan dengan cara mengurut kantung sperma lalu encerkan dengan NaCl 0,9% dengan perbandingan 1 : 50-100
- Keluarkan telur dengan cara mengurut perut batina
- Aduk telur dan sperma secara rata dengan hati-hati dan menggunakan bulu ayam
- Cuci campuran tadi dengan menggunakan air bersih
- Tabur telur di kolam penetasan yang sudah ada kakabannya
****Pemijahan Alami
- Pasangkan induk jantan dan betina yang sudah matang
- Lepaskan pasangan pada bak yang sudah dilengkapi dengan kakaban dan tutupi kolam dengan hapa
- Setelah telur memijah, kembalikan induk ke kolam semula

Jumat, 21 Januari 2011

Budidaya Iwak Kali "Sepat"

Budidaya Ikan Sepat
Penyebaran ikan ini sngat banyak ditemukan di Jawa.Ikan sepat merupakan ikan yang dapat hidup di sungai, rawa ataupun sawah.Ikan ini sangat gurih dan nikmat bila digoreng.Ikan yang mirip gurame kecil ini merupakan ikan yang bertelur diluar, artinya bahwa penetasannya dengan gelembung busa, seperti ikan cupang.Ikan ini sangat cepat berkembang biak, apalagi saat musim penghujan.
Cara budidaya
Kolam ikan jenis ini dibuat seperti pada habitat aslinya.Apabila tidak seperti aslinya ikan ini sulit untuk bertelur.Buatlah kolam yang airnya tenang tanpa aliran.Campurkan antara jantan dan betina untuk mempermudah proses perkawinan.Bila ikan betina perutnya sudah membesar pindahkan ke kolam pemijahan dengan betinanya.Perbandingannya 1 : 1 antara betina dan jantan.Setelah si jantan mengeluarkan gelembung untuk tempat telur, kemudian betinanya mengeluarkan telur dari dalam perutnya.Selama proses pengeraman telur, busa telur ini dijaga terus oleh sepat jantan.
Ciri-ciri sepat Betina
  1. Tubuhnya berwarna cerah dengan loreng sedikit
  2. Tubuhnya lebih besar tetapi pendek dari jantan
sepat betina


Ciri-ciri sepat jantan
  1. Tubuh berwarna gelap dengan loreng yang mencolok
  2. Biasanya tubuhnya lebih kecil dibanding betina 
  3. Gerakannya agresif 
  4.  Tubuhnya panjang daripada betina
sepat jantan
Setelah proses pembuahan, maka kita tinggal menunggunya agar telur-telur terebut menetas.Berilah enceng gondok atau apu-apu pada kolam pemijahan sebagai tempat untuk membuat sarang atau busa.Agar busa gelembung telur bisa menetas dengan baik, tutuplah kolam pemijahan agar terlindung dari air hujan.
Setelah telur-telur menetas semua, pindahkan indukan Sepat dari kolam pemijahan.Hal ini untuk mempercepat proses perkawinan kembali.Biarkan bibit sepat di kolam pemijahan sampai sekiranya bisa dilepas ke kolam pendederan.Ikan sepat ini tidak mengenal kepadatan yang berlebih seperti lele yang tiap meter-nya harus diisi beberapa ekor saja.